KUALITAS PENDIDIKAN DALAM KONTEKS TOTAL
QUALITY MANAGEMENT IN EDUCATION
(EDWARD SALLIS)
TUGAS KELOMPOK II
MATA
KULIAH
ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
YOHANNES DON BOSCO DOHO
ABDUL RAHMAN
MALESA
DOSEN:
PROF. DR. H. MUKHNERI MUKHTAR, MPd
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
KUALITAS
PENDIDIKAN
DALAM
KONTEKS TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
A.
Pengertian Total Quality Management
Tom Peterson and
Nancy Austi, “quality is about passion
and pride”.
Quality equals customer satisfaction (Unterbeger, 1991). Kualitas menjadi kata kunci
dalam dunia bisnis yang sarat dengan pelayanan. Tanpa kualitas tidak akan ada
pelanggan. Kualitas dan pelanggan bagai dua sisi yang tidak terpisahkan dari
satu sisi mata uang. Jadi kualitas adalah sebuah keniscayaan.
Total qulity management merupakan suatu pendekatan pengendalian mutu melalui
penemuan partisipasi karyawan. Di sini TQM merupakan mekanisme formal dan
dilembagakan, yang bertujuan untuk memecahkan persoalan dengan menekankan pada
partisipasi dan kreativitas antar karyawan dalam sebuah organisasi atau
perusahaan.
Dalam prakteknya,
TQM menuntut pemberlakuan seluruh organisasi, baik vertical maupun horizontal.
Karateristik khusus TQM antara lain adalah:
a.
partisipasi
aktif dari semua pihak
b.
berorientasi
kepada mutu berdasarkan kepuasan pelanggan
c.
dinamika
managemen, top down dan bottom up
d.
menanamkan
budaya team work dengan baik.
e.
Menanamkan
budaya problem solving melalui konsep PDCA (plan, do, check, action).
f.
Perbaikan
berkelanjutan sebagai proses pemecahan masalah dalam TQM.
Atas dasar
karakteristik di tas maka TQM tidak lain merupakan suatu system dalam managemen
usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu
produksi, dalam rangka meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan.
Total Quality Management menurut (Crocker, 2004) memiliki ciri-ciri umum
sebagai berikut:
a.
TQM mempunyai
tujuan untuk meningkatkan komunikasi, terutama antara karyawan lini dengan
managemen serta mencari dan memecahkan persoalan.
b.
Organisasinya
terdiri dari satu orang kepala dengan beberap orang anggota yang berasal dari
satu bidang pekerjaan. TQM juga
memiliki seorang kordinator dan satu atau lebih fasilitator yang bekerja erat
dengan gugus.
c.
Partisipasi
anggota dalam gugus bersifat sukarela, sedangkan partisipasi kepala mungkin
sukarela, mungkin tidak.
d.
Di dalam dalam
ruang lingkup persoalanan yang dianalisis oleh gugus, tidak bisa memilih
sendiri persoalan yang akan dibahasnya, persalan itu bukan berasal dari
bidangnya sendiri dan persoalannya tidak terbatas pada mutu, tetapi mencakup
produktivitas, biaya keselamatan kerja, moral an lingkungan serta bidang
lainnya.
e.
Latihan formal
dalam hal teknik pemecahan persoalan biasanya merupaan bagian dari pertemuan
gugus.
B.
Total
Quality in Education (TQE)
TQE dapat dipahami
sebagai managemen mutu total pendidikan, seprti halnya pada produksi mutu total
yang berarti mutu total produksi. Mutu Total Pendidikan (TQE) di dalam konsep
ini berarti keadaan dimana setiap orang merasa terikat untuk memenuhi atau
bahkan melampaui harapan pelanggan pendidikan. Berbicara mengenai pendidikan
maka tidak dapat dipisahkan dari guru dan peserta didik. Kontribusi dari Guru
Mutu Total akan diterapkan pada pendidikan dalam bentuk-prinsip pendidikan.
B.1. Apa itu Kualitas Pendidikan
Jika kualitas dalam konteks TQM disejajarkan dengan kepuasan
konsumen maka dalam konteks pendidikan, kualitas dipahami secara lebih praktis.
Kata kualitas menurut Dahlan Al-Barry dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia
adalah “kualitet”: “mutu, baik buruknya barang”. Seperti halnya yang dikutip
oleh Quraish Shihab yang mengartikan kualitas sebagai tingkat baik buruk
sesuatu atau mutu sesuatu.
Sementara itu bila diperhatikan secara
etimologis, mutu atau kualitas diartikan dengan kenaikan tingkatan menuju suatu
perbaikan atau kemapanan. Kualitas mengandung makna bobot atau tinggi rendahnya
sesuatu. Jadi dalam hal ini kualitas pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan
di suatu lembaga, sampai dimana pendidikan di lembaga tersebut telah mencapai suatu
keberhasilan.
Jadi kata kualitas bagi penyedia jasa
merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik seperti digariskan oleh
Guets dan Davis bahwa kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Nah kualitas dalam
ranah pendidikan seperti dikemukakan, H.A.R Tilaar merupakan kemampuan lembaga
pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan belajar seoptimal mungkin.
Oleh karena itu kualitas atau mutu dalam
hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dari konteks
“proses” pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai input (seperti bahan
ajar: kognitif, afektif dan, psikomotorik), metodologi (yang bervariasi sesuai
dengan kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana
prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.
Dengan adanya manajemen sekolah, dukungan kelas berfungsi mensingkronkan
berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi
(proses) belajar mengajar, baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di
kelas atau di luar kelas, baik dalam konteks kurikuler maupun ekstra-kurikuler,
baik dalam lingkungan substansi yang akademis maupun yang non akademis dalam
suasana yang mendukung proses belajar pembelajaran.
Kualitas dalam konteks “hasil” pendidikan
mengacu pada hasil atau prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun
waktu tertentu (apakah tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun,
bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil
test kemampuan akademis, misalnya ulangan umum, EBTA atau UN.
Jadi pendidikan yang berkualitas adalah
pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk
belajar, sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor dalam pembaharuan dan
perubahan dengan cara memberdayakan sumber-sumber pendidikan secara optimal
melalui pembelajaran yang baik dan kondusif. Pendidikan atau sekolah yang
berkualitas disebut juga sekolah yang berprestasi, sekolah yang baik atau
sekolah yang sukses, sekolah yang efektif dan sekolah yang unggul. Sekolah yang
unggul dan bermutu itu adalah sekolah yang mampu bersaing dengan siswa di luar
sekolah. Juga memiliki akar budaya serta nilai-nilai etika moral (akhlak) yang
baik dan kuat.
B.2. Apa Ukuran
Pendidikan Berkualitas
Pendidikan yang berkualitas adalah
pendidikan yang mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang akan
dihadapi sekarang dan masa yang akan datang. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
kualitas atau mutu pendidikan adalah kemampuan lembaga dan sistem pendidikan
dalam memberdayakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kualitas yang
sesuai dengan harapan atau tujuan pendidikan melalui proses pendidikan yang
efektif.
Pendidikan yang berkualitas adalah
pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, yaitu lulusan yang
memilki prestasi akademik dan non-akademik yang mampu menjadi pelopor pembaruan
dan perubahan sehingga mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang
dihadapinya, baik di masa sekarang atau di masa yang akan datang (harapan
bangsa).
Berdasarkan ideal di
atas maka prinsip Mutu Total Pendidikan (TQE) adalah sebagai berikut:
a.
Komitmen
managemen total. Pada bagian ini langkah yang diperhatikan adalah menentukan
apa yang diharapkan oleh pelanggan, lalu menjelaskan dan mencatat setiap
kebutuhan ke dalam criteria operasi bagi setiap orang yang terkena dampak.
b.
Selalu
mengutamakan pelanggan
Untuk tiap kelas digunakan gambar lintasan kritis
untuk mengindikasikan aktivitas dan sasaran penampian bagi harapan pelanggan
internal dan eksternal. Harapan tersebut harus diajarkan kepada semua personel
mengenai gambar lintasan kritis. Tiap orang yang terlibat yaitu orangtua,
murid, guru dan pembantu sekolah, harus memenuhi 100% dari harapannya.
c.
Komitmen
terhadap tim kerja
Artinya tiap orang akan mengetahui apa, bagaimana,
kapan, siapa dan dimana pengukuran dan pencatatan dilakukan.
d.
Komitmen
terhadap kepemimpinan dan managemen diri
Yang termasuk dalam prinsip ini adalah mengumpulkan
dan membagikan serta menunjukkan hasil-hasil seperti ukuran yang menunjukkan
trend dalam penampilan.
e.
Komitmen
terhadap peningkatan yang berkesinambungan
Hal ini dapat dicapai melalui pelibatan merekayang
dapat membantu mengidentifikasi masalah dan menjadi bagian dari solusi ke dalam
anggota tim.
f.
Komitmen
terhadap keyakinan pada potensi individu dan tim
Untuk mencapai prinsip ini maka dilakukan audit
sebagai tindak lanjut untuk menjamin penerapan solusi yang benar. Audit harus
memverifikasi efektivitas dari solusi dan dokumen yang masalahnya telah
dipecahkan.
g.
Komitmen
terhadap mutu.
Komitmen mutu menjadi perhatian pemimpin yang harus
memandang semua kegiatan, buka hanya mereka yang mempunyai masalah mutu,
sehingga sistem menerima perhatian dan usaha yang tetap.
C. Karakteristik
TQE
Sebuah sistem TQE
diperlukan jika usaha yang ada agar dapat bekerja secara sinergis, sistem TQE
akan menggunakan prose’s administrasi yang efektif untuk mengelola operasi
utama Mutu Total Pendidikan (TQE). Sebuah organisasi yang terdiri dari personil
yang bertanggung jawab perlu menjamin bahwa komponen sistemnya diikuti oleh
audit mutu, dan kepuasan pelanggan akan menjadi ukuran efektivitas TQE. Beberapa
jenis sistem ekonomi berbasis biaya mutu akan menjadi sistem pemandu untuk
mengalokasikan segala macam sumber.
Tabel 1.1.
Perbandingan
Antara Pendidikan Tradisional dan TQE
|
|
||
Komponen
|
Pendidikan Tradisional
|
TQE
|
|
Persepsi
|
|
|
|
Komitmen
|
Dimiliki oleh para profesional
|
Dimiliki oleh setiap orang
|
|
Ketepatan persepsi
|
Setiap orang mengetahui kebenaran
|
Hanya tim yang memiliki data yang
|
|
|
|
mengetahui kebenarannya
|
|
Pemikiran
|
Deduktif
|
Induktif dan deduktif
|
|
Tanggung jawab atas perilaku
|
Dimiliki oleh sekolah
|
Dimiliki oleh semua individu
|
|
Masalah itu adalah
|
Sekolah itu sendiri
|
Apa pun yang menjadi akar penyebabnya
|
|
Pemecahan masalah
|
Personal sekolah, kadangkala orang tua
|
Orang - orang yang paling dekat dengan
|
|
|
dan guru
|
masalah dan solusinya
|
|
Tanggungjawab atas mutu
|
Personal sekolah
|
Setiap orang
|
|
Sumber pengetahuan
|
Dewan, administrasi, guru
|
setiap orang
|
|
Pelanggan sebenarnya
|
Setiap orang
|
Komunitas
|
|
adalah
|
|
|
|
Pelanggan idealnya adalah
|
Murid
|
Komunitas
|
|
Inovasi
|
Dugaan
|
Sangat menarik
|
|
Berpikir beda
|
Dugaan
|
Sangat menarik
|
|
Diatur dengan angka
|
Normal
|
Dugaan
|
|
Sekolah seperti bisnis
|
Tidak
|
Nyata sekali
|
|
Mutu plus biaya
|
Mutu itu mahal
|
Mutu itu gratis
|
|
Jaminan mutu
|
Tidak ada yang pasti
|
Kontrol mutu total
|
|
Peran
|
|
|
|
Orang tua
|
Menghasilkan anak, bereaksi
|
Melayani guru
|
|
Murid
|
Menghadiri sekolah
|
Mencari informasi, mendapatkan informasi
|
|
|
|
membutuhkan , agen jasa
|
|
Guru
|
Mengajar, mengontrol , menjadi
|
Membimbing, mengajar murid
|
|
|
segalanya
|
|
|
Administrasi
|
Memonitor penerapan kebijakan dan
|
Bertindak sebagai nara sumber, menying
|
|
|
mendukung sekolah
|
kirkan rintangan
|
|
Komunitas
|
Memilih dewan dan menyediakan
|
Mengenali persyaratan dan menyediakan
|
|
|
sumber - sumber
|
sumber - sumber
|
|
Program - program
|
|
|
|
Kurikulum
|
Diputuskan oleh negara bagian dan
|
Diputuskan oleh keputusan pelanggan
|
|
|
pemerintah federal dan kebutuhan
|
|
|
Intruksi
|
Kontrak - kontrak guru dan agensi -
|
Diputuskan oleh keputusan pelanggan
|
|
|
agensi akreditasi
|
|
|
Fiskal
|
Diputuskan oleh alokasi menurut
|
Dibagi berdasarkan prioritas kebutuhan
|
|
|
peraturan birokratis
|
pelanggan dan dikendalikan oleh nilai
|
|
|
|
tambah
|
|
Personel
|
Diputuskan oleh politik, akreditasi, dan
|
Diputuskan oleh penilaian penampilan
|
|
|
negara bagian atau peraturan lainnya
|
kebutuhan pelanggan
|
|
Pengelolaan fasilitas
|
Digerakkan oleh biaya
|
Digerakkan secara intruksional
|
|
Layanan pendukung
|
Digerakkan secara politik
|
Digerakkan secara intruksional
|
|
Layanan di dalam
|
Membosannkan dan diperintah
|
Bersifat menciptakan dan suka rela
|
|
Layanan transportasi dan
|
Diperintah
|
Biaya mutu
|
|
makanan
|
|
|
|
Penilaian kebutuhan
|
Diperintah
|
Fungsionari ( pejabat )
|
|
Organisional
|
|
|
|
Tim
|
Atletik dan debat
|
Pemecahan masalah dan sumber
|
|
Budaya
|
Manajemen kritis
|
Tim tindakan korektif, peningkatan berkesinambungan
|
|
Struktur organisasi
|
Hierarki, politis, respons dan birokratis
|
Terpadu dan tetap
|
|
Perencanaan
|
1 sampai 5 tahun
|
4 sampai 12 bulan
|
|
Rencana strategis
|
Mandat negara bagian
|
Digerakkan dengan bermutu
|
|
Pengelolaan sekolah
|
Prinsip yang terpusat
|
Dewan mutu terpusat
|
|
Sumber: Educational Management, Veithzal dan Murni, 2009: 497-498
D. Jaminan dan Kendali Mutu
Pendidikan
Jaminan Mutu (QA) dan Kendali Mutu (QC) adalah alat untuk mengurangi
variasi pada keluaran dan produk. Lebih dalam QA/QC menarik perhatian terhadap
pengetahuan mendalam tentang manusi dan proses untuk memulai program.
Ujian akhir pada sekolah menengah dan lanjutan sekarang menekankan
peniulaian hasil, yaitu ujian akhir/kompetensi kelulusan sebagai bentuk jaminan
mutu ((QA). Demikian juga kenaikan kelas
dan penilaian kelas merupakan bentuk kendali mutu (QC).
QA menfokuskan pada manusia dan hasil akhir suatu proses. Kajian dan
npenerapan konsep QA dapat mengarah pada pemahaman yang meningkat dari orang
mengelola PBM dan PMB itu sendiri. QC menekankan pada kendali usaha manusia
yang sama dan keluaran suatu proses pada obyek yang telah ditugaskan dalam
mengembangkan produk dan jasa.
Kendali mutu (QC) merupakan istilah yang digunakan dalam produksi untuk
mewakili deteksi dan pencegahan kecacatan. Deteksi kecacatan dalam sebuahy
produk atau jasa setelah produksi merupakan aspek tradisional Kendali Mutu (QC)
dan Jaminan Mutu (QA) produksi. Deteksi kecacatan dilakukan setelah fakta fase
produksi atau setelah produk atau jasa selesai diproduksi.
QC merupakan aktivitas dalam kesempatan terakhir, menjadi penting ketika
desain, pengembangan, pemmasokan dan pengoperasian proses tidak dibawah
kendali. Aktivitas pendidikan yang mungkin didefinisikan, prosedur laporan
birokrasi dan uji pasca pengajaran dilakukan oleh para guru. Banyak proses
evaluasi guru adalah setelah fakta dan didasarkan pada fase pelayanan saat ini.
Audit kurikulum, aktivitas disipliner staf dan murid, dan pemulihan pengajaran
menjadi sangat sering setelah adanya fakta.
Ada beberapa komponen pendamping pendidikan dalam mengendalikan mutu :
1. Standar mutu produk (standar
kelulusan)
2. Standar dalam proses (standar
promosi)
3. Prosedur standar pengopersian
(model pengajaran)
4. Poin kendali (tes mata
pelajaran)
5. Prosedur kendali (validasi tes
dan administrasi)
6. Kemampuan proses (menjawab
pertanyaan)
7. Aliran proses (seri pengajaran)
8. Inspeksi dan tes (tinjauan tugas guru, tes murid yang sudah
distandarkan guru)
9. Audit mutu produk (kajian
kelulusan)
10. Audit mutu proses (evaluasi
pengajar dalam kelas)
11. Sistim pencacatan mutu
(mempelajari daftar sasaran)
12. Program mutu pemasok (orang tua
terkait kontrak dengan sekolah)
13. Kendali mutu statistik (tidak
dikenal di sekolah)
14. Biaya mutu (tidak diketahui di
sekolah)
15. Klasifikasi cirri-ciri (tujuan
khusu kurikulum)
Ada empat (4) metode kendali mutu yang didasarkan pada deteksi dan
pencegahan :
1. Standar kualitas yang kuat
diarahkan untuk kebutuhan pelanggan
2. Harus ada penilaian penyesuaian diri secara
adil dan obyektif terhadap standar.
3. Tindakan yang jelas harus
diterapkan ketika standar terpenuhi.
4. Harus ada peningkatan standar
yang berkelanjutan.
Mutu
Total (TQ) merupakan sikap baru yang merupakan bagian dari setiap murid, orang
tua dan guru yang menegakkan standar mutu. TQ tidak hanya berarti setiap orang
merasa terikat, tetapi juga mencoba mengendalikan setiap aktivitas dariawal
sampai akhir. Kendali efektif untuk factor-faktor yang berdampak pada
pendidikan meminta kendali setiap tahap input dan output yang mempengaruhi
murid sebagai agen jasa untuk pelanggan.
Mutu kinerja berkaitan dengan para pendidik sebagai
hasil pembelajaran berbasis kinerja. Kurikulum, pengajaran dan model-model
peniulaian yang digunakan didesai untuk memverifikasi bahwa murid dapat melakukan
sasaran kurikulum pada setiap langkah pendidikan.
Kendali mutu (QC) dimulai dengan pengendalian
mutu sumber. Sumber berarti titik awal permulaan. Sumber dapat berupa orang
tua, pedagang, lembaga pelatihan, guru, komunitas, dsb. Kendali yang kuat harus
diterapkan pada persiapan anak-anak yang dilkukan oleh orang tua, jika QA/QC
dapat diterapkan di sekolah.
Indikator
pantauan jaminan mutu total belajar murid di beberapa organisasi :
1. Indikator Orang Tua
Bukti tanggungjawab pembelajaran
pribadi berlanjut dalam bentuk :
a.
Belajar atau membaca setiap hari
b.
Pilihan program TV yang mengandung nilai-nilai pembelajaran
secara terus-menerus
c.
Kepemimpinan keluarga menuju pengalaman belajar di luar rumah setiap
bulan
d.
Berbagi teknilk pribadi dan pengetahuan filosofis dengan bersama
keluarga
e.
Dukungan belajar mengerjakan PR
f.
Kenggotaan dalam kelompok belajar orang tua
g.
Kontak bulanan dengan guru natas inisiatif orang tua
h.
Pengaturan tujuan keluarga yang bersifat kooperatif
i.
Konsultasi karier murid setiap bulan oleh orang tua
j.
Perilaku yang bmengandungb dan membangun terhadap sekolah
k.
Mencari dan menggunakan alternative pemulihan/perbaikan
2. Indikator Murid
Bukti tanggungjawab pribadi untuk
mencari tahu, mendapatkan dan menbutuhkan sekolah dan lingkungan yang lain
dalam bentuk :
a. Informasi baru tentang area pembelajaran inti
dasar
b. Informasi baru yang berhubungan dengan
tingkatan kurikulum sekolah yang dapat diterapkan
c. Informasi baru yang berhubungan dengan pilihan
karier
d. Informasi baru yang berhubungan dengan
kebiasaan kerja
e. Penerapan informasi yang didapat dari dan
diindikasikan oleh penelitian tambahan, minat/keterkaitan dan diskusi
f. Informasi baru dan penerapan keahlian pemecahan
masalah
g. Informasi baru tentang etika pribadi dan
menunjukkan etik tersebut
h. Informasin baru dan berlatih keahlian antar
pribadi dan prilaku yang menunjukkan bahwa belajar itu masih dilakukan
i. Mencari dan menggunakan alternative
pemulihan/perbaikan
3. Indikator Guru
Bukti tanggungjjawab pribadi
fasilitator pembelajaran melalui pencarian informasi, pemerolehan, persyaratan
dan pennyaranan pribadi :
a.
Mendapatkan informasi baru secara terus-menerus mengenai spesialisasi
pelajaran yang mereka kuasai
b.
Mendapatkan informasi baru tentang potensi murid, motivasi murid,
pengaturan tujuan murid, dan akses murid menuju informasi baru dan rintangan
bagi kemajuan murid
c.
Menilai informasi baru dengan sikap yang obyektif dan perilaku yang
membangun
d.
Pengembangan berkelanjutan terhadap kepercayaan diri pribadi
e.
Penguatan focus kendali internal yang berkelanjutan dan kerendahan hati
yang berkaitan dengan masalah oraganisasi pengajaran sekolah
f.
Bukti keseharian yang berkelanjutan tentang dukungan murid secara
individual dalam membantu mereka memenuhi pencarian informasi yang dilakukan,.
Pemerolehan dan persyaratan kebutuhan pengetahuan
g.
Semangat pribadi dalam belajar dan mengajar.
E.
Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan
E.1.
Peningkatan Kualitas Guru
Guru yang memiliki posisi yang sangat
penting dan strategi dalam pengembangan potensi yang dimiliki peerta didik.
Pada diri gurulah kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa dengan penanaman
nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional dengan
membentuk kepribadian sejahtera lahir dan bathin, yang ditempuh melalui
pendidikan agama dan pendidikan umum. Oleh karena itu harus mampu mendidik
diperbagai hal, agar ia menjadi seorang pendidik yang proposional. Sehingga
mampu mendidik peserta didik dalam kreativitas dan kehidupan sehari-harinya.
Untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam pembelajaran, perlu
ditingkatkan melalui cara-cara sebagai berikut:
1. Mengikuti Penataran
Menurut
para ahli bahwa penataran adalah semua usaha pendidikan dan pengalaman untuk
meningkatkan keahlian guru menyelarasikan pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai
dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang-bidang
masing-masing. Sedangkan kegiatan penataran itu sendiri di tujukan:
a. Mempertinggi mutu
petugas sebagai profesinya masing-masing.
b.
Meningkatkan efesiensi kerja menuju arah tercapainya hasil yang optimal.
c. Perkembangan kegairahan
kerja dan peningkatan kesejahteraan.
Jadi
penataran itu dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja, keahlian dan
peningkatan terutama pendidikan untuk menghadapi arus globaliasi.
2. Mengikuti Kursus-Kursus
Pendidikan
Hal
ini akan menambah wawasan, adapun kursus-kursus biasanya meliputi pendidikan
arab dan inggris serta computer.
3. Memperbanyak Membaca
Menjadi
guru professional tidak hanya menguasai atau membaca dan hanya berpedoman pada
satu atau beberapa buku saja, guru yang berprofesional haruslah banyak membaca
berbagai macam buku untuk menambah bahan materi yang akan disampaikan sehingga
sebagai pendidik tidak akan kekurangab pengetahuan-pengetahuan dan
informasi-informasi yang muncul dan berkembang di dalam mayarakat.
4. Mengadakan Kunjungan Ke sekolah Lain (studi komperatif)
Suatu hal yang
sangat penting seorang guru mengadakan kunjungan antar sekolah sehingga akan
menambah wawasan pengetahuan, bertukar pikiran dan informasi tentang kemajuan
sekolah. Ini akan menambah dan melengkapi pengetahuan yang dimilikinya serta
mengatai permasalahan-permasalahan dan kekurangan yang terjadi sehingga
peningkatan pendidikan akan bisa tercapai dengan cepat.
5. Mengadakan Hubungan
Dengan Wali Siswa
Mengadakan
pertemuan dengan wali siswa sangatlah penting sekali, karena dengan ini guru
dan orang tua akan dapat saling berkomunikasi, mengetahui dan menjaga peserta
didik serta bisa mengarahkan pada perbuatan yang positif. Karena jam pendidikan
yang diberikan di sekolah lebih sedikit apabila dibandingkan jam pendidikan di
dalam keluarga.
E.2. Peningkatan Materi
Dalam rangka peningkatan pendidikan maka
peningkatan materi perlu sekali mendapat perhatian karena dengan lengkapnya
meteri yang diberikan tentu akan menambah lebih luas akan pengetahuan. Hal ini
akan memungkinkan peserta didik dalam menjalankan dan mengamalkan pengetahuan
yang telah diperoleh dengan baik dan benar. Materi yang disampaikan pendidik
harus mampu menjabarkan sesuai yang tercantum dalam kurikulum. Pendidik harus
menguasai materi dengan ditambah bahan atau sumber lain yang berkaitan dan
lebih actual dan hangat. Sehingga peserta didik tertarik dan termotivasi
mempelajari pelajaran.
E.3. Peningkatan dalam Pemakaian Metode
Metode merupakan alat yang dipakai untuk
mencapai tujuan, maka sebagai salah satu indicator dalam peningkatan kualitas
pendidikan perlu adanya peningkatan dalam pemakaian metode. Yang dimakud dengan
peningkatan metode disini, bukanlah menciptakan atau membuat metode baru, akan
tetapi bagaimana caranya penerapannya atau penggunaanya yang sesuai dengan
materi yang disajikan, sehingga mmperoleh hasil yang memuaskan dalam proses
belajar mengajar. Pemakaian metode ini hendaknya bervariasi sesuai dengan
materi yang akan disampaikan sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan dan
jenuh atau monoton. Untuk itulah dalam penyampaian metode pendidik harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Selalu berorientasi
pada tujuan
2) Tidak hanya terikat
pada suatu alternatif saja
3) Mempergunakan
berbagai metode sebagai suatu kombinasi, misalnya:
metode ceramah dengan tanya jawab.
Jadi usaha tersebut merupakan upaya
meningkatkan kualitas pendidikan pada peserta didik diera yang semakin modern.
E.4. Peningkatan Sarana
Sarana adalah alat atau metode dan teknik
yang dipergunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan
interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan
dan pengajaran di sekolah. Dari segi sarana tersebut perlu diperhatikan adanya
usaha meningkatkan sebagai berikut:
1)
Mengerti secara mendalam tentang fungsi atau kegunaan media pendidikan
2) Mengerti pengunaan media pendidikan
secara tepat dalam interaksi
belaja mengajar
3)
Pembuatan
media harus sederhana dan mudah
4) Memilih media yang tepat sesuai
dengan tujuan dan isi materi yang akan diajarkan.
Semua sekolah meliputi peralatan dan
perlengkapan tentang sarana dan prasarana. Sarana sekolah meliputi semua
peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di
sekolah, contoh: gedung sekolah (school building), ruangan meja, kursi, alat
peraga, dan lain-lainnya. Sedangkan prasarana merupakan semua komponen yang
secara tidak langung menunjang jalannya proses belajar mngajar atau pendidikan
di sekolah, sebagai contoh: jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib
sekolah dan semuanya yang berkenaan dengan sekolah.
E.5 Peningkatan
Kualitas Belajar
Dalam setiap proses belajar mengajar yang
dialami peserta didik selamanya lancar seperti yang diharapkan, kadang-kadang
mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kendala tersebut perlu diatasi
dengan berbagai usaha sebagai berikut:
1) Memberi Rangsangan
Minat belajar
seseorang berhubungan dengan perasaan seseorang. Pendidikan harus menggunakan
metode yang sesuai sehingga merangsang minat untuk belajar dan mempelajari baik
dari segi bahasa maupun mimic dari wajah dengan memvariasikan setiap metode
yang dipakai. Dari sini menimbulkan yang namanya cinta terhadap bidang studi,
sebab pendidik mampu memberikan ransangan terhadap peserta didik untuk belajar,
karena yang disajikan benar-benar mengenai atau mengarah pada diri peserta
didik yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya setelah peserta
didik terangsang terhadap pendidikan maka pendidik tinggal memberikan motivasi
secara kontinew. Oleh karena itu pendidik atau lembaga tinggal memberikan atau
menyediakan sarana dan prasarana saja, sehingga peserta didik dapat menerima
pengalaman yang dapat menyenangkan hati para peserta didik sehingga menjadikan
peserta didik belajar semangat.
2) Memberikan Motivasi
Belajar
Motivasi adalah
sebagai pendorong peserta didik yang berguna untuk menumbuhkan dan menggerakkan
bakat peserta didik secara integral dalam dunia belajar, yaitu dengan diambil
dari sisitem nilai hidup peserta didik dan ditujukan kepada penjelasan
tugas-tugas.
Motivasi merupakan daya penggerak yang
besar dalam proses belajar mengajar, motivasi yang diberikan kepada peserta
didik dapat berupa:
a. Memberikan
penghargaan.
Usaha-usaha
meyenangkan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi yang bagus,
baik berupa kata-kata, benda, simbul atau berupa angka (nilai). Penghargaan ini
bertujuan agar peserta didik selalu termotivasi untuk lebih giat belajar dan
mampu bersaing dengan teman-temannya secara sehat, karena dengan itu pendidik
akan mudah meningkatkan kualita pendidikan.
b. Memberikan hukuman.
Pemberian
hukuman ini bersifat mendidik artinya bentuk hukuman itu sendiri berkaitan
dengan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan.
c. Mengadakan
kompetisi dan lomba.
Pengadaan ini
dipergunakan untuk meningkatkan prestasi peserta didik untuk membantu peserta
didik dalam pembentukan mental yang tangguh selain pembentukan pengetahuan.untuk
membantu proses pengajaran yang selalu dimulai dari hal-hal yang nyata bagi
siswa.
F. Kesimpulan
1. Kualitas pendidikan adalah
pelaksanaan pendidikan di suatu lembaga, sampai dimana pendidikan di lembaga
tersebut telah mencapai suatu keberhasilan.
2. Mengacu pada Peraturan
Pemerintah (PP.) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar
nasional pendidikan diatas, ada delapan (8) hal yang harus diperhatikan untuk
mewujudkan pendidikan yang berkualitas, yaitu: standar isi, standar proses,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan,
3. Upaya
peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh dengan beberapa cara antara
lain: peningkatan kualitas guru, peningkatan materi, peningkatan dalam
pemakaian metode, peningkatan sarana, peningkatan kualitas belajar.
G.
Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini
memang banyak menuntut perubahan sistem pendidikan nasional yang lebih baik serta
mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di
lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara
lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan
berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan
mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia
internasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Edward Sallis, Total Quality Management in Education,
Third Edition, London: Kogan Page Ltd, 2002
Veithzal Rivai dan Sylviana
Murni, Education Management: Analisis
Teori dan Praket, Bandung: Rajawali Press, 2009
M. Dahlan Al Barry, Kamus Modern Bahasa
Indonesia, Arloka, Yogyakarta, 2001
Quraish. Shihab, Membumikan Al-Quran, Mizan, Bandung, 1999
Jurnal Ilmu Pendidikan Mutu Pendidikan
Sekolah Dasar Di Daerah Diseminasi oleh A. Supriyanto, November 1997, Jilid 4,
IKIP, 1997
Supranta. J, Metode Riset, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1997
Tjiptono, Fandy, Manajemen Jasa Edisi I Cet II, Andi Offcet, Yogyakarta, 1995:
Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu
Pengantar, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993
Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Direktur Pendidikan
Menengah dan Umum, April, 1999
Peraturan Pemerintah (PP.) No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab I, Pasal 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar